Pen


Pengaturan  jaringan perusahaan

Description: Description: Logo

OLEH
KELOMPOK 8  - XII TKJB

nAMA : 1.MUHAMMAD AKBAR             nIS : 14062040
                                             2.MUHAMMAD ILHAM                         14062045
                                             3. MUH WAHYU ANDRI                       14062039







sekolah menengah kejuruan negeri 4 kendari
Dinas pendidikan DAN KEBUDAYAAN
kOTA kENDARI
2016

1.     Topologi jaringan perusahaan
Menurut teknisi katri tipe topologi yang cocok untuk di implementasikan di kantoran itu jenisnya Topologi Starkarena topologi yang mengunakan switch sebagai penghubungan antar kabel jaringan. Jadi, Topologi ini lebih sering digunakan ketimbang topologi yang karena biaya lebih murah dan trasperdata lebih cepat. Karena swicth yang mengatur lajunya data.

Tipe Topologi Yang Baik Untuk Perkantoran
Tipe Topologi Yang Baik Untuk Perkantoran
Tipe Topologi Yang Baik Untuk Perkantoran

Dan juga karena menggunakan konsentrator. Keunggulan dari topologi tipe Star ini ialah dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.
Topologi star merupakan salah satu topologi jaringan komputer yang paling populer dibandingkan dengan topologi lainnya. Seperti namanya jika kita analogikan dengan gambar, komputer atau perangkat jaringan lainnya yang menggunakan konsep topologi ini akan berbentuk seperti bintang. Walaupun bukan berbentuk bintang secara sempurna, namun koneksi dan strukturnya dapat disebut dengan bentuk bintang, dimana berbagai perangkat dikoneksikan pada satu hub.
Topologi star merupakan topologi jaringan yang menghubungkan node atau perangkat komputer secara terpusat pada satu hub atau switch. Seluruh perangkat atau workstation pada jaringan tersebut tidak berkoneksi secara langsung, melainkan memanfaatkan hub atau switch untuk pertukaran datanya.
Koneksi node ke hub memanfaatkan point-to-poin connection, dengan kata lain fungsi hub disini adalah untuk menjembatani koneksi komputer/workstation yang satu dengan workstation yang lainnya. Topologi ini memiliki keuntungan dan kekurangan jika diimplementasikan pada sebuah konsep jaringan.

Keuntungan Topologi Star

1. Jika dibandingkan dengan topologi bus, topologi star memiliki performance yang lebih baik. Ia tidak perlu mentransmisikan data seluruh node yang terkoneksi.

2. Mudah dalam instalasi, penambahan node baru yang terkoneksi dengan hub sangat mudah, karena ia hanya berhubungan dengan hub itu sendiri dan tidak perlu dikonfigurasi dengan node lainnya.

3. Tersentralisasi, memudahkan dalam maintenance dan monitoring karena dapat dilakukan hanya dari hubnya saja.

4. Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.

5. Kemudahan dalam mendeteksi error

Kerugian Topologi Star
1. Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat (hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.

2. Kecepatan dan performance jaringan sangat bergantung pada perangkat pusat hub/jenis switch yang digunakan.

3. Biaya untuk membeli perangkat terpusat ini cukup mahal karena harus memiliki spec yang tinggi.

4. Membutuhkan banyak kabel dalam konfigurasi jaringan ini.

Dari berbagai kelebihan dan kekurangan topologi star ini ada beberapa yang mungkin dapat diatasi oleh sebuah perusahaan. Kelemahan cost yang tinggi mungkin bukan menjadi suatu masalah berarti bagi perusahaan yang bonafid.

Penerapan Topologi Star
Penerapan topologi star pada dunia jaringan komputer telah diterapkan dihampir semua sektor industri. Keuntungan utama yakni konfigurasi dan maintenance yang mudah menjadi alasan yang banyak di pilih. Kekurangan dari topologi ini seperti fungsi switch  / hub sebagai central device yang membutuhkan spec tinggi tidak menjadi masalah bagi sebagian besar perusahaan.

Penerapan berbagai topologi star di dunia
• Server perbankan 
• Mini office
• Industri Telekomunikasi
• Jaringan sekolah

Hampir seluruh industri di dunia saat ini cendrung menggunakan topologi star dalam menunjang kinerja dan konsep jaringannya. Kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan oleh topologi ini menjadi salah satu alasan utama mengapa ia menjadi topologi paling populer dibandingkan dengan topologi lainnya. 
.  
2.     routing static dan dinamik
Pengertian routing static dan dinamis
Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.

Jenis
 jenis :

Static
 Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala besar atau berubah secara dinamis
 internetwork karena administrasi manual mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple network interface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP
 / IP, dan memungkinkan IP routing.

Dynamic
 Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah,
 besar, dan sangat besar internetwork.
Sebuah contoh yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Perbedaan Static Routing dan Dynamic Routing
Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah cara mengenalkan alamat networknya.
1.    Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis.
2.    Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network).
Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan yang simple.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Routing
Kelebihan Routing Statis
1.    Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
2.    Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
                  3.    Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangan Routing Statis 
1.    Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
Kelebihan Routing Dinamis
            1.    Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
            2.    Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
3.    Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing Dinamis
1.    Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
2.    Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok.
3.    Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.
            4.    Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar

3.     Konfigurasi route static
Routing statik yaitu routing yang  konfigurasinya harus dilakukan secara manual, ministrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis,maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing.Karena itu routing statishanya mungkin dilakukan  untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis biasa diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator.

Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
– Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
– Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
– Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
Untuk Lebih Jelasnya kita lihat gambar dan pembahasannya di bawah ini:

https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/c.jpg?w=774
Technical Order
Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
 (recommended) Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen router.
(recommended) Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line interface)

SETTING ROUTER
Kali ini kita beri nama Router 0 adalah “Sterling“,Router 1 adalah “Hoboken“,dan Router 2 adalah “Waycross“
kita bisa memberi nama router tersebut melalui config>global setting>display name
selain itu kita juga bisa mengganti nama hostname (config>global setting>hostname) sesuai yang kita inginkan,disini kita beri nama sama dengan nama router diatas.
https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/d.jpg?w=582&h=463

1.   Sterling (setting 1 serial, 1 FastEthernet)
Sterling>en            // enable
Sterling #conf t        //configure terminal
Sterling (config)#int fa0/0 //setting interface dari router ke switch
Sterling (config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.255.0  //setting IP dan subnet mask
Sterling (config-if)#no shut    //mengaktifkan setting diatasnya
Sterling (config-if)#ex         //exit
Sterling (config)#
Sterling (config)#int s2/0      //setting interface serial di Sterling
Sterling (config-if)#ip add 172.16.2.1255.255.255.0
Sterling (config-if)#no shut
Sterling (config-if)#ex

2. Hoboken (setting 2 serial, 1 FastEthernet)
Hoboken >en
Hoboken #conf t
Hoboken (config)#int fa0/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.3.1 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int s2/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int s3/0
Hoboken (config-if)#ip add 172.16.4.1255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no shut
Hoboken (config-if)#e

3. Waycross (setting 1 serial, 1 FastEthernet)
Waycross >en
Waycross #conf t
Waycross (config)#int fa0/0
Waycross (config-if)#ip add 172.16.5.1255.255.255.0
Waycross (config-if)#no shut
Waycross (config-if)#ex
Waycross (config)#
Waycross (config)#int s2/0
Waycross (config-if)#ip add 172.16.4.2255.255.255.0
Waycross (config-if)#no shut
Waycross (config-if)#ex
Bagaimana  mudah  bukan? Tunggu dulu kita belum selesai settingnya. Kita perlu setting routingnya, yang diatas itu hanya setting masing-masing router. INGAT! Routing berbeda dengan router.

            SETTING ROUTING
Sterling:
Sterling (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Hoboken :
Hoboken (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
Hoboken (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2
Waycross:
Waycross (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Memberi IP pada masing-masing PC
Klik image PC
Klik Tab Desktop
Pilih IP Configuration
Ulangi hingga PC5

https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/b.jpg?w=774
  
Daftar IP Address dan Default Gateway :
https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/a.jpg?w=774

Semua sudah terkonfigurasi,setelah itu kita ping pada masing-masing PC/Router,seperti pada contoh di bawah ini.
https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/f.jpg?w=300&h=238https://deenugraha.files.wordpress.com/2011/12/e.jpg?w=300&h=238



4.     Konfigursi route defaul

Cara Konfigurasi Router dengan Default Route di Cisco Packet Tracer


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElFCyPUrg56_BJC-vu0VSuyXlUQ5vW2dN8gzZioCU90aSDLqxn866uHIuOsFiM_WrdTHlt-L2m9nGa_LNc6N9RKIV0F8fr3FsS6qgpxpk0DWBde75WH8_dewqEPxj30Xqk6MmmlfacoU/s400/111.PNG


FYI:
§   Router ke router : Kabel DTE, Port Serial
§   Router ke switch : Kabel Straight, Port FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
§   Switch ke PC : Kabel Straight, Port FastEthernet
§   Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE, jadi tidak perlu clock rate.
§   (recommended) Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen router.
§   (recommended) Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
§   Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line interface)

Konfigurasi Router0:
?
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#

//setting interface fastethernet
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.11.1 255.255.255.240
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#

//setting interface serial
Router(config)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.15.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no clock rate
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#

//setting ip route
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.15.2



Konfigurasi Router1:
?
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#

//setting interface fastethernet
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.240
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#

//setting interface serial
Router(config)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.15.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no clock rate
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#

//setting ip route
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.15.1

5.     VERIFIKASI RIP
Selain command show ip route terdapat juga command show ip protocols yang berguna untuk memverifikasi apakah router rip telah terkonfigurasi. Output dari perintah show ip protocols  itu dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi RIP. Beberapa konfigurasi umum untuk verifikasi:
·   Routing RIP yang dikonfigurasi
·  Interface yang digunakan untuk mengirim dan menerima update RIP
·  Router memberi informasi tentang jaringan yang benar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJSBBm_XgC5G0RHeNIy6zPJhs6zdLOo1wf_QBZZdr3uOL-CUPY_mrJMl7ceDrbJafXm4s7rXOoJ-ocww-MF95RtEWv84FQ4u_6WFmILl9odMu_kC-jeozH7sD9lvfZYk5yIhvOXSJDfxdW/s280/1.png
Berikut ini adalah penjelasannya tentang  ip show protocols :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeUYeT6WgMJlasnMvGa5CN118JuWyLTvA_-IozXWYrIICh76VXZxfoNV90KPU5ydJQMrACkArd7BomY0-lXnBsFmU-F7Y9gCSBNJcFLha4yl4_3G-zovpIh5fE6A_ayyo65QpPkGCXQ9g2/s280/2.jpg
1.    Menunjukkan proses routing yang sedang berjalan di router.
2.   Timers yang sedang berjalan termasuk waktu update selanjutnya (10 detik).
3.   Fungsi filetering untuk update yang akan diterima atau dikirimkan. Redistributing pada contoh diatas menunjukkan rip, sehingga router menggunaikan routing rip untuk menerima dan mengirim update.
4.  Menunjukkan interface yang digunakan untuk mengirim dan menerima update rip, serta versi rip yang digunakan.
5.  Automatic is in effect menunjukkan bahwa router tsb melakukan summarizing to the classful network boundary. Maximum path : 4 menunjukkan how many equal-cost router RIP will use to send traffic to the same destination.
6.   Menunjukkan Classful network address dikonfigurasikan pada router rip.
7.  Menunjukkan RIP neighbors dimana router menerima update, termasuk next-hop IP Address dan Administrative Distance. Untuk last update menunjukkan waktu update terakhir. Distance menunjukkan nilai AD = 120 -> RIP.
Perintah show ip protocols dapat digunakan untuk mem-verifikasi bahwa rute yang diterima RIP tetangga ada dalam table routing.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKqJ3eEUh_Xug5i_jKwXN8aUdfIF_XXAsSVnAtkSm7aldRHaa0zG1L9M9ZDakrPrCoqJ7mToDISBcuBCHjK2BIOXr4r3EB-C8Tqo1wX4Y0TS4bNkzI2wTbeFwGPNrtl_h8KVTHt2THC-5e/s280/3.png
Output dari perintah show ip route dapat memberi informasi tentang penggunaan routing protokol RIP yang ditandai dengan “R”. Dibawah ini adalah code atau perintah Verifikasi RIP dengan Ip Show route dan perintah debug .
Dibawah ini adalah code nya : 
R1#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R 192.168.4.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R 192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R1#
R2#show ip route
<Output omitted>
R 192.168.1.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:22, Serial0/0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
R 192.168.5.0/24 [120/1] via 192.168.4.1, 00:00:23, Serial0/0/1
R2#
R3#show ip route
<Output omitted>
R 192.168.1.0/24 [120/2] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R 192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
C 192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C 192.168.5.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R3#

R1#debug ip rip
R1#RIP: received v1 update from 192.168.2.2 on Serial0/0/0
192.168.3.0 in 1 hops
192.168.4.0 in 1 hops
192.168.5.0 in 2 hops
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.1.1)
RIP: build update entries
network 192.168.2.0 metric 1
network 192.168.3.0 metric 2
network 192.168.4.0 metric 2
network 192.168.5.0 metric 3
RIP: sending v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0/0 (192.168.2.1)
RIP: build update entries
network 192.168.1.0 metric 1

6.      Penjelasan Protokol Routing Distance-Vector

Di postingan sebelumnya, sudah saya jelaskan bahwa Routing Table adalah nyawa dari sebuah prosesrouting. Sebuah network yang berada di luar jangkauan router kita hanya dapat dijangkau bila terdapatrouting table menuju network tersebut pada router kita.
Sekarang bagaimana cara mendapatkan routing table? Itu semua tergantung dari protokol routing yang kita gunakan. Kali ini kita akan membahas secara singkat beberapa routing protokol yang digunakan secara umum.
Terdapat beberapa tipe protokol routing, yaitu tipe Distance VectorLink State dan Hybrid. Kali ini saya akan membahas mengenai Distance VectorLink State dan Hybrid akan dibahas di postingan berikutnya dikarenakan terlalu panjang jika ingin kita bahas secara mendalam. Tapi tenang saja, saya tetap akan memposting penjelasan mendalam tentang Link State dan Hybrid!
Sebelum kita masuk ke penjelasan tipe-tipe tersebut, ada baiknya kita mengenal Administrative Distanceatau biasa disingkat AD. AD digunakan sebagai pengukur “kepercayaan” terhadap informasi routing yang diterima router konfigurasi dari router tetangga. AD berkisar antara integer 0 sampai integer 255. Makin kecil AD, makin terpercaya informasi routing tersebut. Berikut tabel AD dari beberapa protokol routing yang umum digunakan :
Routing Protocol
AD
Directly Connected
0
Routing Statis
1
EIGRP
90
IGRP
100
OSPF
110
RIP
120
External EIGRP
170
Unknown
255
Perhatian Directly Connected adalah Best Administrative Distance sementara Unknown tidak akan digunakan untuk meneruskan paket!
Sesuai namanya, Distance Vector menggunakan “jarak” sebagai standar pemilihan routing. Distance Vectormengenal apa yang disebut hop, yaitu “lompatan” ketika suatu paket dikirim melewati sebuah router. Makin sedikit jumlah hop, makin terpercaya suatu rute. Rute terbaik adalah rute dengan jumlah hop paling sedikit. Contoh dari protokol routing Distance Vector adalah RIP (Routing Information Protocol) dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Distance Vector membagi routing table mereka dengan router yang terhubung langsung (Directly Connected) dengan router tempat mereka dikonfigurasi.
Karena menggunakan “jarak” sebagai patokan, maka ada kemungkinan terdapat beberapa rute untuk menjangkau sebuah network remote. Bagaimana cara memilih salah satu? Pertama, AD akan diperiksa. Rute yang memiliki AD terkecil akan dipilih. Lalu bagaimana ternyata jika kedua informasi rute memiliki AD yang sama juga? Maka protokol routing tersebut harus menggunakan metric (patokan) lain sebagai penentu rute.
RIP hanya menggunakan hop count sebagai metric, jadi jika terdapat 2 atau lebih jalur yang memiliki AD dan hop count sama maka RIP akan melakukan load balancing round-robin. RIP bisa melakukan load balancing terhadap 2 sampai 6 rute (defaultnya 4).
Sedikit masalah muncul karena perhitungan load balancing ini. Walaupun jalur pertama memiliki bandwidthyang jauh lebih besar dari jalur kedua, RIP tetap akan menganggap keduanya sama. Ini sering disebut sebagai pinhole congestion.
Karena protokol routing Distance Vector selalu mem-broadcast update routing terbarunya (termasuk routing table yang sudah lengkap), maka protokol routing ini memakan banyak kinerja CPU dan bandwidth jaringan.Konvergensi (kondisi dimana suatu router mengetahui jalur menuju network lainnya) yang lambat juga bisa mengakibatkan looping, yaitu kondisi dimana paket selalu berputar-putar di dalam jaringan karena tidak menemukan interface tujuan, diakibatkan ketika paket tersebut dikirim, routing table router asalnya tidak mengetahui bahwa network/interface tujuan sudah tidak ada atau jalurnya berubah.
Ada tiga cara untuk mencegah routing loops atau looping, yaitu :
  1. Menentukan jumlah maksimum hop count. Sebenarnya ini tidak menghilangkan total sebuah loop, hanya saja membatasi loop sampai jumlah tertentu. RIP membatasi sampai 15 hop count.
  2. Metode Split Horizon dimana kita memaksakan sebuah aturan yang melarang sebuah paket dikirimkan ke router yang sudah pernah menerima paket tersebut. Dengan kata lain, sebuah interface hanya akan dilewati sekali saja.
  3. Metode Route Poisoning. Metode ini “meracuni” rute yang hilang dengan mengatakan bahwa rute tersebut adalah hop ke-16 dan unreachable.
Selain tiga cara diatas, terdapat sebuah cara lagi yang dinamakan HolddownsHolddowns digunakan untuk mengatasi sebuah interface/network yang tidak stabil (kadang menyala dan kadang hidup). Jika suatu rute “mati”, holddown timer akan menyala sampai rute tersebut berhasil dijangkau dengan metricyang lebih baik dari sebelumnyaHolddowns menggunakan triggered updates untuk memberitahu router lainnya tentang perubahan dalam network keseluruhan. Ada 3 kondisi ketika triggered updates meresetHolddown Timer, yaitu :
  1. Ketika Holddown Timer habis
  2. Ketika muncul update dengan metric yang lebih baik
  3. Ketika flush time atau tepat sebelum sebuah network dinyatakan harus dibuang.
IGRP adalah protokol khusus milik Cisco, dengan kata lain, jika ingin menggunakan IGRP, kita harus memiliki router Cisco! Perbedaannya dengan RIP adalah :
IGRP
RIP
Menggunakan Hop CountBandwidth dan waktu tunda rute sebagai metric
Hanya menggunakan hop count sebagai metric
Maksimum hop count berjumlah 255
Maksimum hop count hanya 15
Bisa digunakan di internetwork skala besar
Hanya bekerja efektif pada network skala kecil
Menggunakan nomor autonomous system
Tidak menggunakan nomor autonomous system
Mengirim update routing table tiap 90 detik
Mengirim update routing table tiap 30 detik
AD = 100
AD = 120

7.     Pengertian Routing Information Protocol (RIP)
Berikut ini adalah penjelasan tentang Routing Information Protocol
 berdasarkan buku dari Forouzan tahun 2007  TCP IP.
Routing Information Protocol (RIP) adalah routing protocol yang sangat sederhana dan masuk dalam kategori Interior Gateway Protocol. RIP merupakan routing protocol dengan algoritma routing distance vector atau routing protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan tujuan. RIP tidak memiliki peta yang lengkap tentang jaringan yang ada. RIP menggunakan hop count sebagai metric dan link dengan hop count terkecil yang akan menjadi link terbaik (best path). Router-router yang menjalankan RIP akan saling bertukar informasi dengan router tetangganya (neighbor). Informasi yang akan dipertukarkan adalah tabel routing miliknya, dengan kata lain sebuah router akan mengirimkan atau meneruskan tabel routingnya kedalam neighbour router.
         Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalahGateway  Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.
A.    Routing Information Protocol (RIP) Versi 1
RIPv1 merupakan routing protocol jenis classfull yang akan mengirimkan tabel routingnya secara broadcast. Spesifikasi asli RIP didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama.
B.     Routing Information Protocol (RIP) Versi 2
RIPv2 merupakan routing protocol jenis classless, akan mengirimkan tabel routingnya secara multicast dan memiliki fiturauthentication. Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

8.     Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco Paket Tracert
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdWMxW28jYfjirKqCjr_njv_lQkmAsCLdpv5a1rSC_8eXScqB8UECMpLoGiHIl0WT4l9i1gQSBwnHPJ16gHwGsQUI0lxeHwAlJdbeZPocZOysssNCayA9SQ7g-c6hS-N1pJUgjGaNOz8j6/s280/1.PNG

Konsep dasarnya routing RIP itu routing berdasarkan jumlah loncatan (hop), jadi routing tersebut akan memasukan data data hop pada jaringan router tersebut. Saya akan membuat Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco Paket Tracert seperti topologi diatas. Pada skenario topologi diatas terdapat 3 Router, 3 Switch, dan 3 PC Client dengan IP Address yang telah ditentukan seperti topologi diatas. Langkah-langkah yang harus dilakukan:

1. Pertama pastikan setiap perangkat jaringan pada topologi diatas telah terhubung jadi kita tinggal konfigurasi pada perangkatnya saja.
2. Lalu kita akan konfigurasi ip address pada masing masing router.

Pertama kita konfigurasi ip address pada Router A:
Pertama berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Lalu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:

Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Lalu konfigurasi ip address pada Router B:
Pertama berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Setelah itu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Lalu berikan juga ip address ke interfaces Ethernet 1/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Terakhir kita konfigurasi ip address pada Router C:
Pertama berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.20.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Lalu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:

Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit 

Setelah semua router telah di berikan ip address, coba test ping apakah sudah terkoneksi atau belum coba ping dari:
Router A - Router B
Router B - Router C
Router A - PC A
Router B - PC B
Router C - PC C
Apabila semuanya reply maka telah terkoneksi, jadi bisa langsung memulai routingnya.

3. Routing RIPv2, kali ini kita akan routing pada setiap router.

Pertama kita routing pada Router A, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#netw
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit

Lalu routing pada Router B, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit

Setelah itu routing pada Router C, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit

4. Test ping

Lalu kita test ping, coba ping dari:
PC A - PC B
PC B - PC C
PC A - PC C
Dan sebaliknya, apabila reply maka 
Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco Paket Tracert telah berhasil.








Soal
1.Topologi jaringan perusahaan
1.       Sebutkan salah satu keuntungan topologi star,kecuali....
a.       Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat (hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.
b.      Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.
c.       Tersentralisasi, memudahkan dalam maintenance dan monitoring karena dapat dilakukan hanya dari hubnya saja.
d.      Jika dibandingkan dengan topologi bus, topologi star memiliki performance yang lebih baik. Ia tidak perlu mentransmisikan data seluruh node yang terkoneksi.

2.      Sebutkan salah satu kerugiaan topologi star,kecuali....
a.       Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat (hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.
b.      Kecepatan dan performance jaringan sangat bergantung pada perangkat pusat hub/jenis switch yang digunakan.
c.       Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.
d.      Membutuhkan banyak kabel dalam konfigurasi jaringan ini.

2.Routing static dan dinamik

3.      Sebutkan salah satu kelebihan routing statis,kecuali........
a.       Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
b.      Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
c.        Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
d.      Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah

4.      Sebutkan salah satu kekurangan routing dinamis,kecuali.....
a.       Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
b.      Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
c.       Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok.
d.      Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.


3.Konfigurasi route static

5.       



Tidak ada komentar