Pengaturan jaringan perusahaan
OLEH
KELOMPOK
8 - XII TKJB
nAMA : 1.MUHAMMAD AKBAR nIS : 14062040
2.MUHAMMAD ILHAM 14062045
3. MUH WAHYU ANDRI 14062039
sekolah menengah kejuruan negeri 4 kendari
Dinas pendidikan DAN KEBUDAYAAN
kOTA kENDARI
2016
1. Topologi jaringan perusahaan
Menurut teknisi katri tipe topologi yang cocok untuk di implementasikan di
kantoran itu jenisnya Topologi
Starkarena topologi yang mengunakan switch sebagai penghubungan antar
kabel jaringan. Jadi, Topologi ini lebih sering digunakan ketimbang topologi
yang karena biaya lebih murah dan trasperdata lebih cepat. Karena swicth yang
mengatur lajunya data.
Tipe Topologi Yang Baik Untuk
Perkantoran
Dan juga karena menggunakan konsentrator. Keunggulan dari topologi tipe
Star ini ialah dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke
server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar
sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.
Topologi star merupakan salah satu topologi jaringan komputer yang paling
populer dibandingkan dengan topologi lainnya. Seperti namanya jika kita
analogikan dengan gambar, komputer atau perangkat jaringan lainnya yang
menggunakan konsep topologi ini akan berbentuk seperti bintang. Walaupun bukan
berbentuk bintang secara sempurna, namun koneksi dan strukturnya dapat disebut
dengan bentuk bintang, dimana berbagai perangkat dikoneksikan pada satu hub.
Topologi star merupakan topologi jaringan yang menghubungkan node atau
perangkat komputer secara terpusat pada satu hub atau switch. Seluruh perangkat
atau workstation pada jaringan tersebut tidak berkoneksi secara langsung,
melainkan memanfaatkan hub atau switch untuk pertukaran datanya.
Koneksi node ke hub memanfaatkan point-to-poin connection, dengan kata lain
fungsi hub disini adalah untuk menjembatani koneksi komputer/workstation yang
satu dengan workstation yang lainnya. Topologi ini memiliki keuntungan dan
kekurangan jika diimplementasikan pada sebuah konsep jaringan.
Keuntungan
Topologi Star
1. Jika
dibandingkan dengan topologi bus, topologi star memiliki performance yang lebih
baik. Ia tidak perlu mentransmisikan data seluruh node yang terkoneksi.
2. Mudah
dalam instalasi, penambahan node baru yang terkoneksi dengan hub sangat mudah,
karena ia hanya berhubungan dengan hub itu sendiri dan tidak perlu
dikonfigurasi dengan node lainnya.
3.
Tersentralisasi, memudahkan dalam maintenance dan monitoring karena dapat
dilakukan hanya dari hubnya saja.
4. Kerusakan
pada satu node tidak mempengaruhi node lainnya, sehingga sangat aman untuk
digunakan pada jaringan bersifat vital.
5. Kemudahan
dalam mendeteksi error
Kerugian
Topologi Star
1. Ketergantungan
yang tinggi terhadap perangkat pusat (hub), jika perangkat ini rusak seluruh
network akan down.
2. Kecepatan
dan performance jaringan sangat bergantung pada perangkat pusat hub/jenis
switch yang digunakan.
3. Biaya
untuk membeli perangkat terpusat ini cukup mahal karena harus memiliki spec
yang tinggi.
4.
Membutuhkan banyak kabel dalam konfigurasi jaringan ini.
Dari
berbagai kelebihan dan kekurangan topologi star ini ada beberapa yang mungkin
dapat diatasi oleh sebuah perusahaan. Kelemahan cost yang
tinggi mungkin bukan menjadi suatu masalah berarti bagi perusahaan yang
bonafid.
Penerapan
Topologi Star
Penerapan topologi star pada dunia jaringan komputer telah diterapkan
dihampir semua sektor industri. Keuntungan utama yakni konfigurasi dan
maintenance yang mudah menjadi alasan yang banyak di pilih. Kekurangan dari
topologi ini seperti fungsi switch / hub sebagai central device yang
membutuhkan spec tinggi tidak menjadi masalah bagi sebagian besar perusahaan.
Penerapan berbagai topologi star di dunia
• Server
perbankan
• Mini
office
• Industri
Telekomunikasi
• Jaringan
sekolah
Hampir seluruh industri di dunia saat ini cendrung menggunakan topologi
star dalam menunjang kinerja dan konsep jaringannya. Kemudahan dan keuntungan
yang ditawarkan oleh topologi ini menjadi salah satu alasan utama mengapa ia
menjadi topologi paling populer dibandingkan dengan topologi lainnya.
.
2. routing static dan dinamik
Pengertian routing static dan dinamis
Routing,
adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan
ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk
kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data
dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal
ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router.
Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di
luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada
router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Jenis jenis :
Static Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala besar atau berubah secara dinamis internetwork karena administrasi manual mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple network interface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP / IP, dan memungkinkan IP routing.
Dynamic Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.
Sebuah contoh yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Jenis jenis :
Static Routing
Sebuah router dengan tabel routing dikonfigurasi secara manual dikenal sebagai router statis. Seorang administrator jaringan, dengan pengetahuan tentang topologi jaringan internet, secara manual membangun dan memperbarui tabel routing, pemrograman semua rute di tabel routing. Static router dapat bekerja dengan baik untuk internetwork kecil tetapi tidak baik untuk skala besar atau berubah secara dinamis internetwork karena administrasi manual mereka.
Router statis kesalahan tidak toleran. Seumur hidup dari rute statis dikonfigurasi secara manual adalah tidak terbatas dan, karena itu, router statis tidak masuk akal dan pulih dari mereguk router atau link tumbang. Sebuah contoh yang baik dari router statis adalah multihomed komputer yang menjalankan Windows 2000 (komputer dengan beberapa kartu antarmuka jaringan). Creating a static IP router with Windows 2000 is as simple as installing multiple network interface cards, configuring TCP/IP, and enabling IP routing. Membuat router IP statis dengan Windows 2000 adalah yang sederhana seperti menginstal beberapa kartu antarmuka jaringan, mengkonfigurasi TCP / IP, dan memungkinkan IP routing.
Dynamic Routing
Sebuah router yang dikonfigurasi secara dinamis tabel routing dikenal sebagai router dinamis. Dynamic routing terdiri dari tabel routing yang dibangun dan dipelihara secara otomatis melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuah routing protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.
Sebuah contoh yang baik dari sebuah router dinamis komputer dengan Windows 2000 Server dan Routing dan Remote Layanan Akses menjalankan Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First (OSPF) routing protokol RIP untuk IP dan IPX.
Perbedaan Static
Routing dan Dynamic Routing
Pada
dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah cara
mengenalkan alamat networknya.
1. Routing dinamis pada prinsipnya
hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan
(tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan
setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua
alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya
pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis.
2. Routing Dinamis sangat cocok untuk
topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network).
Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan
yang simple.
Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Routing
Kelebihan Routing Statis
Kelebihan Routing Statis
1. Beban kerja
router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada
saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
2. Pengiriman
paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
3. Deteksi dan
isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangan Routing Statis
1. Harus tahu
semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hoopnya
(gateway nya)
Kelebihan Routing Dinamis
1. Hanya
mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
2. Tidak perlu
mengetahui semua alamat network yang ada.
3. Bila terjadi
penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya
router-router yang berkaitan.
Kekurangan Routing Dinamis
1. Beban kerja
router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
2. Kecepatan
pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router
hingga ada yang cocok.
3. Setelah
konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua
Alamat IP yang ada.
4. Susah
melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar
3.
Konfigurasi route static
Routing statik yaitu routing yang konfigurasinya harus dilakukan secara manual,
ministrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis,maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing.Karena itu routing statishanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil.
Sedangkan routing dinamis biasa diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan
kemampuan lebih dari administrator.
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
– Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
– Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
– Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk
mengkonfigurasi router dengan routing statis.
Untuk Lebih Jelasnya
kita lihat gambar dan pembahasannya di bawah ini:
Technical
Order
Router
ke router : Serial
Router
ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
Switch
ke PC : FastEthernet
Konektor
yang warna merah menggunakan Serial DTE
(recommended)
Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu
menambahkan modul pada komponen router.
(recommended)
Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
Konfigurasi
ini menggunakan CLI (command-line interface)
SETTING
ROUTER
Kali
ini kita beri nama Router 0 adalah “Sterling“,Router
1 adalah “Hoboken“,dan Router 2 adalah “Waycross“
kita bisa memberi nama
router tersebut melalui config>global setting>display name
selain itu kita juga
bisa mengganti nama hostname (config>global
setting>hostname) sesuai yang kita inginkan,disini kita beri nama sama
dengan nama router diatas.
1. Sterling
(setting 1 serial, 1 FastEthernet)
Sterling>en
// enable
Sterling #conf t
//configure terminal
Sterling (config)#int
fa0/0 //setting interface dari router ke switch
Sterling
(config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.255.0 //setting IP dan subnet mask
Sterling
(config-if)#no shut //mengaktifkan setting diatasnya
Sterling
(config-if)#ex //exit
Sterling (config)#
Sterling (config)#int
s2/0 //setting interface serial di Sterling
Sterling
(config-if)#ip add 172.16.2.1255.255.255.0
Sterling
(config-if)#no shut
Sterling
(config-if)#ex
2. Hoboken (setting 2
serial, 1 FastEthernet)
Hoboken >en
Hoboken #conf t
Hoboken (config)#int
fa0/0
Hoboken (config-if)#ip
add 172.16.3.1 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no
shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int
s2/0
Hoboken (config-if)#ip
add 172.16.2.2 255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no
shut
Hoboken (config-if)#ex
Hoboken (config)#
Hoboken (config)#int
s3/0
Hoboken (config-if)#ip
add 172.16.4.1255.255.255.0
Hoboken (config-if)#no
shut
Hoboken (config-if)#e
3. Waycross (setting 1
serial, 1 FastEthernet)
Waycross >en
Waycross #conf t
Waycross (config)#int
fa0/0
Waycross
(config-if)#ip add 172.16.5.1255.255.255.0
Waycross
(config-if)#no shut
Waycross
(config-if)#ex
Waycross (config)#
Waycross (config)#int
s2/0
Waycross
(config-if)#ip add 172.16.4.2255.255.255.0
Waycross
(config-if)#no shut
Waycross
(config-if)#ex
Bagaimana mudah
bukan? Tunggu dulu kita belum selesai settingnya. Kita perlu setting
routingnya, yang diatas itu hanya setting masing-masing router. INGAT! Routing
berbeda dengan router.
SETTING ROUTING
Sterling:
Sterling (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Sterling (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.2.2
Hoboken :
Hoboken (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
Hoboken (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2
Hoboken (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1
Hoboken (config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2
Waycross:
Waycross (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Waycross (config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1
Memberi IP pada
masing-masing PC
Klik image PC
Klik Tab Desktop
Pilih IP Configuration
Ulangi hingga PC5
Daftar
IP Address dan Default Gateway :
Semua
sudah terkonfigurasi,setelah itu kita ping pada masing-masing PC/Router,seperti
pada contoh di bawah ini.
4. Konfigursi route defaul
Cara Konfigurasi Router dengan Default Route di Cisco Packet
Tracer
FYI:
§ Router ke
router : Kabel DTE, Port Serial
§ Router ke
switch : Kabel Straight, Port FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih
cepat FastEthernet)
§ Switch ke PC :
Kabel Straight, Port FastEthernet
§ Konektor yang
warna merah menggunakan Serial DTE, jadi tidak perlu clock rate.
§ (recommended)
Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu
menambahkan modul pada komponen router.
§ (recommended)
Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
§ Konfigurasi ini
menggunakan CLI (command-line interface)
Konfigurasi Router0:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
|
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#
//setting interface fastethernet
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.11.1 255.255.255.240
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
//setting interface serial
Router(config)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.15.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no clock rate
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
//setting ip route
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.15.2
|
|
|
Konfigurasi Router1:
?
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
|
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#
//setting interface fastethernet
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.240
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
//setting interface serial
Router(config)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.15.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no clock rate
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
//setting ip route
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.15.1
|
5.
VERIFIKASI RIP
Selain command show
ip route terdapat juga command show
ip protocols yang berguna untuk memverifikasi
apakah router rip telah terkonfigurasi. Output dari perintah show
ip protocols itu dapat digunakan untuk memverifikasi
konfigurasi RIP. Beberapa konfigurasi umum untuk verifikasi:
·
Routing RIP
yang dikonfigurasi
·
Interface yang digunakan untuk
mengirim dan menerima update RIP
·
Router memberi informasi tentang
jaringan yang benar
Berikut ini adalah penjelasannya tentang ip
show protocols :
1. Menunjukkan proses routing yang
sedang berjalan di router.
2. Timers yang sedang berjalan termasuk
waktu update selanjutnya (10 detik).
3. Fungsi filetering untuk update
yang akan diterima atau dikirimkan. Redistributing pada contoh diatas
menunjukkan rip, sehingga router menggunaikan routing rip untuk menerima dan
mengirim update.
4.
Menunjukkan interface yang digunakan untuk mengirim dan menerima update
rip, serta versi rip yang digunakan.
5. Automatic is in effect menunjukkan bahwa
router tsb melakukan summarizing to the classful network boundary. Maximum path
: 4 menunjukkan how many equal-cost router RIP will use to send traffic to the
same destination.
6. Menunjukkan Classful network address
dikonfigurasikan pada router rip.
7. Menunjukkan RIP neighbors dimana router
menerima update, termasuk next-hop IP Address dan Administrative Distance.
Untuk last update menunjukkan waktu update terakhir. Distance menunjukkan nilai
AD = 120 -> RIP.
Perintah show
ip protocols dapat digunakan untuk mem-verifikasi bahwa rute yang
diterima RIP tetangga ada dalam table routing.
Output dari perintah show
ip route dapat memberi informasi tentang penggunaan routing
protokol RIP yang ditandai dengan “R”. Dibawah ini adalah code atau perintah
Verifikasi RIP dengan Ip Show route dan perintah debug
.
Dibawah ini adalah code nya :
R1#show ip
route
Codes: C -
connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP,
EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF
NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF
external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS,
L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
* -
candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic
downloaded static route
Gateway of
last resort is not set
C
192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24
is directly connected, Serial0/0/0
R
192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R
192.168.4.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R
192.168.5.0/24 [120/2] via 192.168.2.2, 00:00:04, Serial0/0/0
R1#
R2#show ip
route
<Output
omitted>
R
192.168.1.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:22, Serial0/0/0
C
192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C
192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C
192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
R 192.168.5.0/24
[120/1] via 192.168.4.1, 00:00:23, Serial0/0/1
R2#
R3#show ip
route
<Output
omitted>
R
192.168.1.0/24 [120/2] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R
192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
R
192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.4.2, 00:00:18, Serial0/0/1
C
192.168.4.0/24 is directly connected, Serial0/0/1
C
192.168.5.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R3#
R1#debug ip
rip
R1#RIP:
received v1 update from 192.168.2.2 on Serial0/0/0
192.168.3.0
in 1 hops
192.168.4.0
in 1 hops
192.168.5.0
in 2 hops
RIP: sending
v1 update to 255.255.255.255 via FastEthernet0/0 (192.168.1.1)
RIP: build
update entries
network
192.168.2.0 metric 1
network
192.168.3.0 metric 2
network
192.168.4.0 metric 2
network
192.168.5.0 metric 3
RIP: sending
v1 update to 255.255.255.255 via Serial0/0/0 (192.168.2.1)
RIP: build
update entries
network
192.168.1.0 metric 1
6. Penjelasan Protokol Routing Distance-Vector
Di postingan sebelumnya, sudah saya
jelaskan bahwa Routing Table adalah nyawa dari sebuah prosesrouting.
Sebuah network yang berada di luar jangkauan router kita hanya dapat dijangkau
bila terdapatrouting table menuju network tersebut pada router
kita.
Sekarang bagaimana cara
mendapatkan routing table? Itu semua tergantung dari protokol routing
yang kita gunakan. Kali ini kita akan membahas secara singkat beberapa routing
protokol yang digunakan secara umum.
Terdapat beberapa tipe protokol
routing, yaitu tipe Distance Vector, Link State dan Hybrid.
Kali ini saya akan membahas mengenai Distance Vector. Link
State dan Hybrid akan dibahas di postingan berikutnya
dikarenakan terlalu panjang jika ingin kita bahas secara mendalam. Tapi tenang
saja, saya tetap akan memposting penjelasan mendalam tentang Link State dan Hybrid!
Sebelum kita masuk ke penjelasan
tipe-tipe tersebut, ada baiknya kita mengenal Administrative
Distanceatau biasa disingkat AD. AD digunakan sebagai pengukur
“kepercayaan” terhadap informasi routing yang diterima router konfigurasi dari
router tetangga. AD berkisar antara integer 0 sampai integer 255. Makin kecil
AD, makin terpercaya informasi routing tersebut. Berikut tabel AD dari beberapa
protokol routing yang umum digunakan :
Routing
Protocol
|
AD
|
Directly
Connected
|
0
|
Routing
Statis
|
1
|
EIGRP
|
90
|
IGRP
|
100
|
OSPF
|
110
|
RIP
|
120
|
External
EIGRP
|
170
|
Unknown
|
255
|
Perhatian : Directly Connected adalah Best Administrative Distance sementara Unknown tidak
akan digunakan untuk meneruskan paket!
Sesuai namanya, Distance
Vector menggunakan “jarak” sebagai standar pemilihan routing. Distance
Vectormengenal apa yang disebut hop, yaitu “lompatan” ketika suatu paket
dikirim melewati sebuah router. Makin sedikit jumlah hop, makin terpercaya
suatu rute. Rute terbaik adalah rute dengan jumlah hop paling sedikit. Contoh
dari protokol routing Distance Vector adalah RIP (Routing
Information Protocol) dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Distance
Vector membagi routing table mereka dengan router yang terhubung
langsung (Directly Connected) dengan router tempat mereka dikonfigurasi.
Karena menggunakan “jarak” sebagai
patokan, maka ada kemungkinan terdapat beberapa rute untuk menjangkau sebuah
network remote. Bagaimana cara memilih salah satu? Pertama, AD akan
diperiksa. Rute yang memiliki AD terkecil akan dipilih. Lalu bagaimana ternyata
jika kedua informasi rute memiliki AD yang sama juga? Maka protokol routing
tersebut harus menggunakan metric (patokan) lain sebagai
penentu rute.
RIP hanya menggunakan hop
count sebagai metric, jadi jika terdapat 2 atau lebih
jalur yang memiliki AD dan hop count sama maka RIP akan
melakukan load balancing round-robin. RIP bisa
melakukan load balancing terhadap 2 sampai 6 rute (defaultnya
4).
Sedikit masalah muncul karena
perhitungan load balancing ini. Walaupun jalur pertama
memiliki bandwidthyang jauh lebih besar dari jalur kedua, RIP tetap
akan menganggap keduanya sama. Ini sering disebut sebagai pinhole
congestion.
Karena protokol routing Distance
Vector selalu mem-broadcast update routing terbarunya
(termasuk routing table yang sudah lengkap), maka protokol
routing ini memakan banyak kinerja CPU dan bandwidth jaringan.Konvergensi (kondisi
dimana suatu router mengetahui jalur menuju network lainnya)
yang lambat juga bisa mengakibatkan looping, yaitu kondisi
dimana paket selalu berputar-putar di dalam jaringan karena tidak
menemukan interface tujuan, diakibatkan ketika paket tersebut
dikirim, routing table router asalnya tidak mengetahui bahwa
network/interface tujuan sudah tidak ada atau jalurnya berubah.
Ada tiga
cara untuk mencegah routing loops atau looping,
yaitu :
- Menentukan jumlah
maksimum hop count. Sebenarnya ini tidak menghilangkan total
sebuah loop, hanya saja membatasi loop sampai jumlah tertentu. RIP
membatasi sampai 15 hop count.
- Metode Split Horizon dimana
kita memaksakan sebuah aturan yang melarang sebuah paket dikirimkan
ke router yang sudah pernah menerima paket
tersebut. Dengan kata lain, sebuah interface hanya akan dilewati sekali
saja.
- Metode Route
Poisoning. Metode ini “meracuni” rute yang hilang dengan
mengatakan bahwa rute tersebut adalah hop ke-16 dan unreachable.
Selain tiga cara diatas, terdapat sebuah cara lagi
yang dinamakan Holddowns. Holddowns digunakan
untuk mengatasi sebuah interface/network yang tidak
stabil (kadang menyala dan kadang hidup). Jika suatu rute “mati”, holddown
timer akan menyala sampai rute tersebut berhasil dijangkau
dengan metricyang lebih baik dari sebelumnya. Holddowns menggunakan triggered
updates untuk memberitahu router lainnya tentang perubahan dalam
network keseluruhan. Ada 3 kondisi ketika triggered updates meresetHolddown
Timer, yaitu :
- Ketika Holddown Timer habis
- Ketika muncul update dengan metric yang
lebih baik
- Ketika flush time atau
tepat sebelum sebuah network dinyatakan harus dibuang.
IGRP adalah
protokol khusus milik Cisco, dengan kata lain, jika ingin menggunakan IGRP,
kita harus memiliki router Cisco! Perbedaannya dengan RIP
adalah :
IGRP
|
RIP
|
Menggunakan Hop
Count, Bandwidth dan waktu tunda rute sebagai metric
|
Hanya
menggunakan hop count sebagai metric
|
Maksimum hop
count berjumlah 255
|
Maksimum hop
count hanya 15
|
Bisa
digunakan di internetwork skala besar
|
Hanya
bekerja efektif pada network skala kecil
|
Menggunakan
nomor autonomous system
|
Tidak
menggunakan nomor autonomous system
|
Mengirim
update routing table tiap 90 detik
|
Mengirim update routing
table tiap 30 detik
|
AD = 100
|
AD = 120
|
7. Pengertian Routing Information Protocol (RIP)
berdasarkan buku dari Forouzan tahun 2007 TCP IP.
Routing
Information Protocol (RIP) adalah routing protocol yang sangat sederhana dan
masuk dalam kategori Interior Gateway Protocol. RIP merupakan
routing protocol dengan algoritma routing distance vector atau
routing protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan
tujuan. RIP tidak memiliki peta yang lengkap tentang jaringan yang ada. RIP
menggunakan hop count sebagai metric dan link dengan hop
count terkecil yang akan menjadi link terbaik (best path).
Router-router yang menjalankan RIP akan saling bertukar informasi dengan router
tetangganya (neighbor). Informasi yang akan dipertukarkan
adalah tabel routing miliknya, dengan kata lain sebuah router akan mengirimkan
atau meneruskan tabel routingnya kedalam neighbour router.
Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalahGateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.
Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalahGateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.
RIPv1 merupakan routing protocol jenis classfull
yang akan mengirimkan tabel routingnya secara broadcast. Spesifikasi asli
RIP didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update
routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable
Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk
memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata
lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama.
RIPv2 merupakan
routing protocol jenis classless, akan mengirimkan tabel routingnya secara
multicast dan memiliki fiturauthentication. Karena kekurangan RIP
asli spesifikasi, RIP versi 2 dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir
pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR).
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak
berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke
semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang
menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat
IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih
diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
8. Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco Paket Tracert
Konsep dasarnya routing RIP itu routing berdasarkan
jumlah loncatan (hop), jadi routing tersebut akan memasukan data data hop pada
jaringan router tersebut. Saya akan membuat Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco
Paket Tracert seperti topologi diatas. Pada
skenario topologi diatas terdapat 3 Router, 3 Switch, dan 3 PC Client dengan IP
Address yang telah ditentukan seperti topologi diatas. Langkah-langkah yang
harus dilakukan:
1. Pertama
pastikan setiap perangkat jaringan pada topologi diatas telah terhubung jadi
kita tinggal konfigurasi pada perangkatnya saja.
2. Lalu kita akan konfigurasi ip address pada masing masing router.
Pertama kita konfigurasi ip address
pada Router A:
Pertama
berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Lalu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Lalu
konfigurasi ip address pada Router B:
Pertama berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Pertama berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Setelah itu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Lalu berikan juga ip address ke interfaces Ethernet 1/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface Ethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Terakhir kita konfigurasi ip address pada Router C:
Pertama berikan ip address ke
interfaces fastEthernet 0/0, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.20.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.20.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Lalu berikan ip address ke interfaces fastEthernet 0/1, dengan perintah:
Router>en
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router#conf
Router#configure t
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Setelah semua router telah di berikan ip address, coba test ping apakah sudah terkoneksi atau belum coba ping dari:
Router A - Router B
Router B - Router C
Router A - PC A
Router B - PC B
Router C - PC C
Apabila semuanya reply maka telah terkoneksi, jadi bisa langsung memulai routingnya.
3. Routing RIPv2, kali ini kita akan routing pada setiap router.
Pertama kita routing pada Router A, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#netw
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#netw
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
Lalu routing pada Router B, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
Setelah itu routing pada Router C, dengan perintah:
Router#
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
Router#conf
Router#configure
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#rou
Router(config)#route
Router(config)#router rip
Router(config-router)#ver
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.20.0
Router(config-router)#netwo
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#exit
Router(config)#exit
4. Test ping
Lalu kita test ping, coba ping dari:
PC A - PC B
PC B - PC C
PC A - PC C
Dan sebaliknya, apabila reply maka Konfigurasi Routing RIPv2 di Cisco Paket Tracert telah berhasil.
Soal
1.Topologi jaringan perusahaan
1.
Sebutkan salah satu keuntungan topologi
star,kecuali....
a.
Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat
(hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.
b.
Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node
lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.
c.
Tersentralisasi, memudahkan dalam maintenance dan
monitoring karena dapat dilakukan hanya dari hubnya saja.
d.
Jika dibandingkan dengan topologi bus, topologi star
memiliki performance yang lebih baik. Ia tidak perlu mentransmisikan data
seluruh node yang terkoneksi.
2.
Sebutkan salah satu kerugiaan topologi star,kecuali....
a.
Ketergantungan yang tinggi terhadap perangkat pusat
(hub), jika perangkat ini rusak seluruh network akan down.
b.
Kecepatan dan performance jaringan sangat bergantung
pada perangkat pusat hub/jenis switch yang digunakan.
c.
Kerusakan pada satu node tidak mempengaruhi node
lainnya, sehingga sangat aman untuk digunakan pada jaringan bersifat vital.
d.
Membutuhkan banyak kabel dalam konfigurasi jaringan
ini.
2.Routing
static dan dinamik
3. Sebutkan
salah satu kelebihan routing statis,kecuali........
a.
Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan
dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate
sekali saja ip table yang ada.
b.
Harus tahu semua alamat network yang akan dituju
beserta subnet mask dan next hoopnya (gateway nya)
c.
Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui
terlebih dahulu.
d.
Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan
lebih mudah
4.
Sebutkan salah satu kekurangan routing
dinamis,kecuali.....
a.
Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
b.
Beban kerja
router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
c.
Kecepatan
pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router
hingga ada yang cocok.
d.
Setelah
konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua
Alamat IP yang ada.
3.Konfigurasi
route static
5.
Tidak ada komentar